..

..
..

Jumat, 15 Juni 2012

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
“UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK/SISWA MELALUI QUANTUM TEACHING PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS V SD BRAJAN”

Dosen Pengampu: Dra. Hj. Akif Khilmiyah, M.Ag






Disusun oleh:
Hamdan Itsnan Nugroho (20090720005)
M. Aulia Fahmi (20090720013)




FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2012
A.    Latar Belakang
Proses belajar mengajar seharusnya dapat memberikan hasil yang diinginkan oleh peserta didik, juga oleh para pendidiknya. Guru sebagai pendidik sangat berperan penting dalam mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan. Karena guru lah yang menyampaikan dan menyusun skenario dalam proses belajar mengajar.
Meskipun demikian, kesuksesan proses belajar mengajar tidak semata mata tergantung kepada sang pendidik saja, peserta didik juga harus ikut berperan aktif di dalamnya. Peserta didik harus aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Agar tidak terjadi komunikasi satu arah dan peserta didik menjadi objek dalam proses belajar mengajar tersebut. Di luar hal itu faktor internal lainnya seperti potensi peserta didik dalam minat dan kemampuan menerima pelajaran juga memberikan pengaruh kepada tercapainya tujuan belajar mengajar. Adapun faktor eksternal seperti, sarana dan prasarana juga mempunyai peranan dalam membuat suasana nyaman dalam proses belajar mengajar.
Dalam menanggapi masalah tersebut terdapat metode pembelajaran yang menawarkan keaktivan di dalam kelas, baik pendidik maupun peserta didik, yaitu metode Quantum Teaching yang memiliki asas utama “bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Dari asas utama tersebut, dapat disimpulkan bahwa langkah sebagai pendidik yang harus dilakukan dalam pengajaran yaitu mencoba memasuki dunia yang dialami oleh peserta didik. Cara yang dilakukan seorang pendidik meliputi; untuk apa mengajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, music, seni, reaksi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, maka dapat membawa mereka ke dalam dunia kita dan member mereka pemahaman mengenai isi dunia itu.
Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini, dengan harapan dapat meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran khusunya pelajaran PAI dengan menggunakan metode konsep mapping.

B.     Rumusan permasalahan
1.      Deskripsi Masalah
Siswa cenderung bersikap pasif, tidak memperhatikan atau dengan kata lain, siswa tidak memiliki minat dalam mengikuti pelajaran, khususunya pada mata pelajaran PAI. Terbukti saat proses belajar-mengajar berlangsung siswa cepat merasa bosan. Ketika peserta didik disuruh bertanya oleh guru, mereka tidak ada yang bertanya dan ketika diberi pertanyaan, mereka tidak antusias bahkan sama sekali tidak menjawab pertanyaan tersebut.
2.      Analisis Masalah
a.       Faktor penyebab munculnya masalah
1)      Metode yang digunakan  oleh guru selalu monoton, sehinga membuat peserta didik cepat bosan.
2)      Kurang menariknya pemetaan konsep dan desain pembelajaran yang digunakan oleh pendidik/guru.
b.      Implikasi
Peserta didik merasa cepat bosan, cenderung tidak memperhatikan pelajaran dan akhirnya mereka tidak paham apa yang disampaikan oleh pendidik/guru.
c.       Intervensi
No
Alternatif Tindakan
(Strategi Pembelajaran)
Deskripsi

1.


2.






  1. Tujuan Penelitian
Dari deskripsi masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah penggunaan metode quantum teaching dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SD Brajan, Kasihan Bantul.
  1. Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Praktis
a)      Untuk Guru
1)      Guru/pendidik dapat mengetahui terobosan baru dalam melakukan proses belajar-mengajar dalam kelas.
2)      Guru/pendidik dapat mengetahui indikator-indikator minat belajar siswa dalam pembelajaran
b)      Bagi Peserta Didik/Siswa
1)      Siswa bisa lebih berminat dalam mengikuti proses belajar-mengajar di kelas.
2)      Siswa dapat lebih aktif dan tidak merasa cepat bosan dalam mengikuti proses belajar-mengajar.
2.      Manfaat Teoritis
Bagi bidang penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.


  1. Kerangka Teoritik
1.      Minat Belajar
a)      Pengertian
Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang kurang berminat.
Menurut Higard (1977: 19) memberi rumusan pengertian tentang minat sebagai berikut: “Interest is presisiting tendency to pay attention to end enjoy some activity or content” yang berarti minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan.
Menurut Slameto (2003 : 57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek (Sumadi Suryabrata, 1988 :109). Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan.
Jadi, minat adalah kecenderungan tertarik pada sesuatu yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat secara terus-menerus yang diikuti rasa senang untuk memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
b)     Ciri-ciri Peserta Didik Berminat dalam Belajar
Menurut Slameto (2003: 58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus-menerus.
2.      Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
3.      Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
4.      Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang lainnya.
5.      Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktifitas dan kegiatan.
c)      Membangkitkan Minat Belajar Peserta didik di Sekolah
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila  bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya. Siswa akan malas belajar dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga meningkatkan prestasi belajar.
Minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajarinya. Membangkitkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan diri sendiri sebagai individu.
Menurut Slameto (2003 :180) proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana penetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang dianggap penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajar akan membawa kemajuan pada dirinya, ia akan lebih berminat untuk mempelajarinya.
Jika terdapat siswa yang kurang berminat dalam belajar dapat diusahakan agar mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupannya serta berhubungan dengan cita-cita yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.
Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap pelajaran mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi minat-minat baru. Menurut ilmuwan pendidikan cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat belajar pada siswa adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada dan membentuk minat-minat baru pada diri siswa.
Hal ini apat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaan bagi siswa dimasa yang akan datang. Minat dapat dibangkitkan dengan cara menghubungkan materi pelajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa.
Indikator-indikator minat belajar siswa terdiri dari: adanya perhatian, adanya ketertarikan, dan rasa senang. Indikator adanya perhatian dijabarkan menjadi tiga bagian yaitu: perhatian terhadap bahan pelajaran, memahami materi pelajaran dan menyelesaikan soal-soal pelajaran. Ketertarikan dibedakan menjadi ketertarikan terhadap bahan pelajaran dan untuk menyelesaikan soal-soal pelajaran. Rasa senang meliputi rasa senang mengetahui bahan belajar, memehami bahan belajar, dan kemampuan menyelesaikan soal-soal.

2.      Metode Quantum Teaching
a)      Pengertian
Menurut De porter. B (2004), kata quantum berarti interaksi antara paket-paket energi dalam energi foton yang terquantisasi, sedangkan quantum teaching dalam pembelajaran merupakan interaksi yang terjadi di dalam kelas antara siswa dengan lingkungan belajar yang efektif. Dalam quantum teaching bersandar pada konsep ‘bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan quantum teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar.

 Dengan quantum teaching kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-masing. Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan pemikiran rasional dengan pertimbangan  yang deduktif dan analitis. sedangkan otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan kreativitas, orisinil, daya cipta dan bakat artistik (De porter. B, 2004).
b.      Asas asas Quantum Teaching
Menurut De porter. B (2004), asas utama quantum teaching adalah “bawalah dunia mereka kedunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Dari asas utama ini, dapat disimpulkan bahwa langkah awal yang harus dilakukan dalam pengajaran yaitu mencoba memasuki dunia yang dialami oleh peserta didik. Cara yang dilakukan seorang pendidik meliputi: untuk apa mengajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, musik, seni, rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, maka dapat membawa mereka kedalam dunia kita dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu. “Dunia kita” dipeluas mencakup tidak hanya para siswa, tetapi juga guru. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari kedalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru.


c.       Prinsip-Prinsip Quantum Teaching

Menurut De porter. B (2004), prinsip-prinsip quantum teaching adalah struktur chort dasar dari simfoni. Prinsip-prinsip tersebut adalah: 
·   Segalanya berbicara; 
·   Segalanya bertujuan; 
·   Pengalaman sebelum pemberian nama; 
·   Akui setiap usaha; dan  
·   Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. 

Dengan demikian, segalanya berbicara seperti  yang ada dari lingkungan kelas dan bahasa tubuh, serta rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang belajar. Sedangkan segalanya bertujuan dapat digambarkan melalui segala sesuatu yang terjadi dalam proses belajar mengajar memiliki tujuan tertentu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk yang mereka pelajari.

Belajar pada hakikatnya mengandung konsekuensi ketika peserta didik mulai melangkah untuk belajar yang bagaimanapun untuk setiap usaha dan pekerjaan untuk belajar yang dilakukan selalu dianggap perlu dan akan berpengaruh terhadap hasil pekerjaan yang lebih baik, maka pengakuan dari setiap usaha akan berperan menciptakan perasaan nyaman dan percaya diri, serta dapat menciptakan lingkungan paling baik untuk membantu mengubah diri menuju arah yang diinginkan. Pengakuan tersebut akan lebih lengkap dengan dibuktikan melalui sebuah perayaan sebab perayaan merupakan ungkapan kegembiraan atas keberhasilan yang diperoleh dan juga dengan perayaan akan memberikan umpan balik mengenai kemajuaan dan akan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar (De porter B, 2003).


  1. Kerangka Berfikir
Siklus I


 







Siklus II


 





  1. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah, dengan menggunakan metode Quantum Teaching dapat meningkatkan minat belajar peserta didik/siswa pada mata pelajaran PAI.
H.    Rencana Pemecahan Masalah
1.      Strategi pembelajaran yang dipilih sebagai tindakan (action) pemecahan masalah adalah:
Langkah-langkah pelaksanaan direncanakan sebagai berikut:
a.       Pembuatan rencana pembelajaran (RPP)
b.      Menyiapkan instrument penelitian yaitu lembar observasi yang digunakan untuk meneliti peningkatan minat peserta didik; kuesioner, tes hasil belajar.
c.       Menyiapkan pemetaan dan desain konsep mapping.
d.      Menjelaskan pada peserta didik, bagaimana cara membuat peta konsep/konsep mapping.
e.       Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk memetakan dan mendesain sendiri bahan ajar yang telah disampaikan ke dalam konsep mapping tersebut.
2.      Rencana Alat Monitoring
No
Alat Monitoring
Kegiatan
Dimonitor oleh
Waktu
Pelaksanaan
1.
Lembar observasi



2.
Angket



3.
Tes



4.
Wawancara



5.
Diskusi kelompok



6.
Daftar peristiwa



7.
Rekaman audio/video




I.       Rencana Pengumpulan Data (Observasi)
a.       Metode Pengamatan
Teknik pengamatan/observasi ini didasarkan atas pengamatan secara langsung, kemudian mencatat perilaku dan kejadian, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit.
b.      Metode Wawancara/ Interview
Metode wawancara atau percakapan antara dua belah pihak ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui permasalahan yang ada serta untuk memperdalam data yang telah ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan, entah itu wawancara dengan guru atau dengan siswa.
c.       Metode Dokumentasi
Dokumentasi ini berupa bahan tertulis, foto ataupun video pada saat model pembelajaran konsep mapping ini berlangsung.

J.      Rencana Analisis/Interpretasi Data (Refleksi)
Refleksi tindakan dilakukan dengan mengumpulkan hasil evaluasi terhadap aktifitas dan hasil belajar sisiwa. Selanjutnya, dikaji hasil-hasil yang diperoleh dan hambatan-hambatan atau kelamahan-kelamahan yang dihadapi selama pembelajaran untuk dicarikan solusi alternatifnya dalam rangka perbaikan pada siklus berikutnya. Kegiatan refleksi ini juga melibatkan guru pengampu mata pelajaran untuk memberi masukan ataupun strategi yang kiranya akan dilakukan pada siklus berikutnya. Selain itu juga melibatkan siswa melalui pendekatan quisioner atau wawancara langsung tentang metode pembelajaran apa yang sekiranya mereka inginkan untuk mencapai kesuksesan dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa.