PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
“UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK/SISWA
MELALUI QUANTUM TEACHING PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS V SD BRAJAN”
Dosen Pengampu: Dra.
Hj. Akif Khilmiyah, M.Ag
Disusun oleh:
Hamdan Itsnan Nugroho (20090720005)
M. Aulia Fahmi (20090720013)
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2012
A. Latar Belakang
Proses belajar
mengajar seharusnya dapat memberikan hasil yang diinginkan oleh peserta didik,
juga oleh para pendidiknya. Guru sebagai pendidik sangat berperan penting dalam
mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan. Karena guru lah yang menyampaikan dan
menyusun skenario dalam proses belajar mengajar.
Meskipun
demikian, kesuksesan proses belajar mengajar tidak semata mata tergantung
kepada sang pendidik saja, peserta didik juga harus ikut berperan aktif di
dalamnya. Peserta didik harus aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Agar tidak terjadi komunikasi satu arah dan peserta didik menjadi objek dalam
proses belajar mengajar tersebut. Di luar hal itu faktor internal lainnya
seperti potensi peserta didik dalam minat dan kemampuan menerima pelajaran juga
memberikan pengaruh kepada tercapainya tujuan belajar mengajar. Adapun faktor
eksternal seperti, sarana dan prasarana juga mempunyai peranan dalam membuat
suasana nyaman dalam proses belajar mengajar.
Dalam menanggapi
masalah tersebut terdapat metode pembelajaran yang menawarkan keaktivan di
dalam kelas, baik pendidik maupun peserta didik, yaitu metode Quantum
Teaching yang memiliki asas utama “bawalah dunia mereka ke dunia kita dan
antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Dari asas utama tersebut, dapat disimpulkan
bahwa langkah sebagai pendidik yang harus dilakukan dalam pengajaran yaitu
mencoba memasuki dunia yang dialami oleh peserta didik. Cara yang dilakukan
seorang pendidik meliputi; untuk apa mengajarkan dengan sebuah peristiwa,
pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, music, seni,
reaksi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, maka dapat membawa
mereka ke dalam dunia kita dan member mereka pemahaman mengenai isi dunia itu.
Oleh karena itu,
penulis merasa tertarik untuk melakukan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini,
dengan harapan dapat meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran
khusunya pelajaran PAI dengan menggunakan metode konsep mapping.
B. Rumusan permasalahan
1. Deskripsi Masalah
Siswa
cenderung bersikap pasif, tidak memperhatikan atau dengan kata lain, siswa
tidak memiliki minat dalam mengikuti pelajaran, khususunya pada mata pelajaran PAI. Terbukti saat proses belajar-mengajar berlangsung siswa cepat
merasa bosan. Ketika peserta
didik disuruh bertanya oleh guru, mereka tidak ada yang
bertanya dan ketika diberi pertanyaan, mereka tidak antusias bahkan sama sekali
tidak menjawab pertanyaan tersebut.
2. Analisis Masalah
a. Faktor penyebab munculnya masalah
1)
Metode yang digunakan oleh guru
selalu monoton, sehinga membuat peserta didik cepat bosan.
2)
Kurang menariknya pemetaan konsep dan desain pembelajaran yang digunakan
oleh pendidik/guru.
b. Implikasi
Peserta didik merasa cepat bosan, cenderung tidak
memperhatikan pelajaran dan akhirnya mereka tidak paham apa yang disampaikan
oleh pendidik/guru.
c. Intervensi
No
|
Alternatif Tindakan
(Strategi Pembelajaran)
|
Deskripsi
|
1.
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
- Tujuan Penelitian
Dari deskripsi masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah penggunaan metode quantum
teaching dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SD
Brajan, Kasihan Bantul.
- Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a) Untuk Guru
1) Guru/pendidik dapat mengetahui terobosan baru dalam melakukan proses belajar-mengajar
dalam kelas.
2) Guru/pendidik dapat mengetahui indikator-indikator minat belajar siswa
dalam pembelajaran
b) Bagi Peserta Didik/Siswa
1) Siswa bisa lebih berminat dalam
mengikuti proses belajar-mengajar di kelas.
2) Siswa dapat lebih aktif dan tidak merasa cepat bosan dalam
mengikuti proses belajar-mengajar.
2. Manfaat Teoritis
Bagi bidang penelitian dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.
- Kerangka Teoritik
1. Minat Belajar
a) Pengertian
Minat berperan sangat penting dalam
kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan
perilaku. Siswa yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih
keras dibandingkan siswa yang kurang berminat.
Menurut Higard
(1977: 19) memberi rumusan pengertian tentang minat sebagai berikut: “Interest
is presisiting tendency to pay attention to end enjoy some activity or content”
yang berarti minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan
terus menerus yang disertai dengan rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan.
Menurut Slameto (2003 : 57) minat
adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa
senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu
rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh.
Minat adalah kecenderungan dalam
diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek
(Sumadi Suryabrata, 1988 :109). Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang
tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari
bakat dan lingkungan.
Jadi, minat
adalah kecenderungan tertarik pada sesuatu yang relatif tetap untuk lebih
memperhatikan dan mengingat secara terus-menerus yang diikuti rasa senang untuk
memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
b) Ciri-ciri Peserta Didik Berminat dalam Belajar
Menurut Slameto
(2003: 58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1.
Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
sesuatu yang dipelajari secara terus-menerus.
2.
Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
3.
Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada
rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
4.
Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang lainnya.
5. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktifitas
dan kegiatan.
c) Membangkitkan Minat Belajar Peserta didik di Sekolah
Minat sangat
besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai
dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya.
Siswa akan malas belajar dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran
itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga
meningkatkan prestasi belajar.
Minat terhadap sesuatu hal tidak
merupakan yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum
menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajarinya. Membangkitkan
minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana
hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan diri sendiri
sebagai individu.
Menurut Slameto (2003 :180) proses
ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana penetahuan atau kecakapan tertentu
mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan
kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat
untuk mencapai tujuan yang dianggap penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil
dari pengalaman belajar akan membawa kemajuan pada dirinya, ia akan lebih berminat
untuk mempelajarinya.
Jika terdapat siswa yang kurang
berminat dalam belajar dapat diusahakan agar mempunyai minat yang lebih besar
dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupannya
serta berhubungan dengan cita-cita yang berkaitan dengan materi yang
dipelajari. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan
bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.
Siswa yang memiliki minat terhadap
subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap
subyek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.
Minat terhadap pelajaran mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi
minat-minat baru. Menurut ilmuwan pendidikan cara yang paling efektif untuk
membangkitkan minat belajar pada siswa adalah dengan menggunakan minat-minat
siswa yang telah ada dan membentuk minat-minat baru pada diri siswa.
Hal ini apat
dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara
suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu,
menguraikan kegunaan bagi siswa dimasa yang akan datang. Minat dapat
dibangkitkan dengan cara menghubungkan materi pelajaran dengan suatu berita
sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa.
Indikator-indikator minat belajar
siswa terdiri dari: adanya perhatian, adanya ketertarikan, dan rasa senang.
Indikator adanya perhatian dijabarkan menjadi tiga bagian yaitu: perhatian
terhadap bahan pelajaran, memahami materi pelajaran dan menyelesaikan soal-soal
pelajaran. Ketertarikan dibedakan menjadi ketertarikan terhadap bahan pelajaran
dan untuk menyelesaikan soal-soal pelajaran. Rasa senang meliputi rasa senang
mengetahui bahan belajar, memehami bahan belajar, dan kemampuan menyelesaikan
soal-soal.
2. Metode Quantum Teaching
a) Pengertian
Menurut De porter. B (2004), kata
quantum berarti interaksi antara paket-paket energi dalam energi foton yang terquantisasi,
sedangkan quantum teaching dalam pembelajaran merupakan interaksi yang terjadi
di dalam kelas antara siswa dengan lingkungan belajar yang efektif. Dalam
quantum teaching bersandar pada konsep ‘bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan
antarkan dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran
dengan quantum teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari
siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan
hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar.
Dengan quantum teaching kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-masing. Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan pemikiran rasional dengan pertimbangan yang deduktif dan analitis. sedangkan otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan kreativitas, orisinil, daya cipta dan bakat artistik (De porter. B, 2004).
b.
Asas asas
Quantum Teaching
Menurut De porter. B (2004), asas utama quantum
teaching adalah “bawalah dunia mereka kedunia kita dan antarkan dunia kita ke
dunia mereka”. Dari asas utama ini, dapat disimpulkan bahwa langkah awal yang
harus dilakukan dalam pengajaran yaitu mencoba memasuki dunia yang dialami oleh
peserta didik. Cara yang dilakukan seorang pendidik meliputi: untuk apa
mengajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari
kehidupan rumah, sosial, musik, seni, rekreasi atau akademis mereka. Setelah
kaitan itu terbentuk, maka dapat membawa mereka kedalam dunia kita dan memberi
mereka pemahaman mengenai isi dunia itu. “Dunia kita” dipeluas mencakup tidak
hanya para siswa, tetapi juga guru. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas
dan penguasaan lebih mendalam, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari
kedalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru.
c.
Prinsip-Prinsip
Quantum Teaching
Menurut De porter. B (2004), prinsip-prinsip quantum teaching adalah struktur chort dasar dari simfoni. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
·
Segalanya berbicara;
·
Segalanya bertujuan;
·
Pengalaman sebelum pemberian
nama;
·
Akui setiap usaha; dan
·
Jika layak dipelajari, maka layak
pula dirayakan.
Dengan demikian, segalanya berbicara seperti yang ada dari
lingkungan kelas dan bahasa tubuh, serta rancangan pembelajaran, semuanya
mengirim pesan tentang belajar. Sedangkan segalanya bertujuan dapat digambarkan
melalui segala sesuatu yang terjadi dalam proses belajar mengajar memiliki
tujuan tertentu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika
siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk yang
mereka pelajari.
Belajar pada hakikatnya mengandung konsekuensi ketika peserta didik mulai melangkah untuk belajar yang bagaimanapun untuk setiap usaha dan pekerjaan untuk belajar yang dilakukan selalu dianggap perlu dan akan berpengaruh terhadap hasil pekerjaan yang lebih baik, maka pengakuan dari setiap usaha akan berperan menciptakan perasaan nyaman dan percaya diri, serta dapat menciptakan lingkungan paling baik untuk membantu mengubah diri menuju arah yang diinginkan. Pengakuan tersebut akan lebih lengkap dengan dibuktikan melalui sebuah perayaan sebab perayaan merupakan ungkapan kegembiraan atas keberhasilan yang diperoleh dan juga dengan perayaan akan memberikan umpan balik mengenai kemajuaan dan akan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar (De porter B, 2003).
- Kerangka Berfikir
Siklus I
Siklus
II
- Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah, dengan
menggunakan metode Quantum Teaching dapat meningkatkan minat belajar peserta
didik/siswa pada mata pelajaran PAI.
H.
Rencana Pemecahan Masalah
1. Strategi pembelajaran yang dipilih
sebagai tindakan (action) pemecahan masalah adalah:
Langkah-langkah pelaksanaan direncanakan
sebagai berikut:
a.
Pembuatan rencana
pembelajaran (RPP)
b.
Menyiapkan instrument
penelitian yaitu lembar observasi yang digunakan untuk meneliti peningkatan minat
peserta didik; kuesioner, tes hasil belajar.
c.
Menyiapkan
pemetaan dan desain konsep mapping.
d.
Menjelaskan
pada peserta didik, bagaimana cara membuat peta konsep/konsep mapping.
e.
Memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk memetakan dan mendesain sendiri bahan ajar
yang telah disampaikan ke dalam konsep mapping tersebut.
2. Rencana Alat Monitoring
No
|
Alat
Monitoring
|
Kegiatan
|
Dimonitor oleh
|
Waktu
Pelaksanaan
|
1.
|
Lembar observasi
|
|
|
|
2.
|
Angket
|
|
|
|
3.
|
Tes
|
|
|
|
4.
|
Wawancara
|
|
|
|
5.
|
Diskusi kelompok
|
|
|
|
6.
|
Daftar peristiwa
|
|
|
|
7.
|
Rekaman audio/video
|
|
|
|
I.
Rencana Pengumpulan Data (Observasi)
a. Metode Pengamatan
Teknik
pengamatan/observasi ini didasarkan atas pengamatan secara langsung, kemudian
mencatat perilaku dan kejadian, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu
memahami situasi-situasi yang rumit.
b. Metode Wawancara/ Interview
Metode wawancara
atau percakapan antara dua belah pihak ini dilakukan dengan maksud untuk
mengetahui permasalahan yang ada serta untuk memperdalam data yang telah
ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan, entah itu wawancara dengan
guru atau dengan siswa.
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi ini
berupa bahan tertulis, foto ataupun video pada saat model pembelajaran konsep mapping ini berlangsung.
J.
Rencana Analisis/Interpretasi Data (Refleksi)
Refleksi tindakan dilakukan dengan
mengumpulkan hasil evaluasi terhadap aktifitas dan hasil belajar sisiwa.
Selanjutnya, dikaji hasil-hasil yang diperoleh dan hambatan-hambatan atau
kelamahan-kelamahan yang dihadapi selama pembelajaran untuk dicarikan solusi
alternatifnya dalam rangka perbaikan pada siklus berikutnya. Kegiatan refleksi
ini juga melibatkan guru pengampu mata pelajaran untuk memberi masukan ataupun
strategi yang kiranya akan dilakukan pada siklus berikutnya. Selain itu juga
melibatkan siswa melalui pendekatan quisioner atau wawancara langsung tentang
metode pembelajaran apa yang sekiranya mereka inginkan untuk mencapai
kesuksesan dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa.